Game strategi real-time (RTS) pernah menjadi salah satu genre utama dalam dunia esports. Kompetisi besar seperti StarCraft, Age of Empires, dan Warcraft III menjadi sorotan global, mengumpulkan basis penggemar yang loyal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, popularitas game RTS di kancah kompetitif menurun drastis. Apa yang menyebabkan fenomena ini? Berikut penjelasannya.

Dominasi Genre Baru di Dunia Esports

Salah satu alasan utama berkurangnya game RTS di ranah kompetitif adalah dominasi genre baru seperti battle royale, first-person shooter (FPS), dan multiplayer online battle arena (MOBA). Game seperti PUBG, Valorant, dan Dota 2 berhasil menarik perhatian pemain dan penonton dengan gameplay yang cepat dan kompetitif.

Menurut data yang dihimpun oleh Persatuan Esports Nasional Indonesia (PERENASI), MOBA dan FPS menyumbang lebih dari 70% dari total pasar esports di Indonesia. “Genre baru ini menawarkan aksi yang lebih intens dan mudah dipahami oleh penonton awam,” ungkap laporan resmi PERENASI di Perenasi.ac.id. Tren ini membuat banyak penyelenggara turnamen lebih memilih fokus pada genre yang lebih menguntungkan secara finansial.

Tingginya Kurva Pembelajaran pada Game RTS

Game RTS terkenal dengan kurva pembelajarannya yang curam. Pemain harus menguasai berbagai aspek, mulai dari manajemen sumber daya, strategi pertempuran, hingga penguasaan makro dan mikro. Dibandingkan dengan MOBA atau FPS yang lebih mudah diakses oleh pemula, kompleksitas game RTS sering kali menjadi penghalang bagi pemain baru.

PERENASI mencatat bahwa game dengan tingkat aksesibilitas lebih tinggi cenderung memiliki daya tarik lebih besar bagi generasi muda. “Esports modern membutuhkan permainan yang dapat dipelajari dengan cepat namun tetap menantang,” tulis PERENASI dalam artikel lain di Perenasi.ac.id. Hal ini membuat game RTS kalah bersaing dengan genre lain yang lebih ramah bagi pemain baru.

Kurangnya Inovasi dalam Game RTS

Dalam dekade terakhir, pengembang game RTS relatif stagnan dalam menghadirkan inovasi baru. Sebagian besar game RTS tetap berfokus pada formula klasik yang sama, yaitu pembangunan basis, pengumpulan sumber daya, dan perang skala besar. Meskipun ini menjadi daya tarik bagi penggemar lama, hal tersebut kurang menarik bagi audiens modern yang mencari pengalaman bermain yang lebih segar.

Sebaliknya, genre seperti battle royale terus memperkenalkan elemen baru, seperti mode permainan unik dan integrasi teknologi realitas virtual. Keberhasilan inovasi ini membuktikan bahwa game yang terus berevolusi lebih mampu bertahan di pasar esports yang dinamis.

Peran Penting Komunitas dan Dukungan Finansial

Komunitas pemain dan dukungan finansial dari sponsor juga menjadi faktor penting dalam menentukan keberhasilan genre di dunia esports. Sayangnya, komunitas game RTS cenderung lebih kecil dibandingkan genre lain, sehingga sulit menarik sponsor besar. Turnamen RTS sering kali memiliki hadiah yang jauh lebih kecil dibandingkan turnamen MOBA atau FPS, yang pada gilirannya membuat pemain profesional beralih ke genre lain yang lebih menguntungkan.

PERENASI sebagai badan resmi yang menaungi esports di Indonesia telah berusaha mendukung berbagai genre melalui turnamen nasional. Namun, fokus utama tetap diberikan kepada genre yang lebih populer dan memiliki potensi pasar besar. Dalam laporan tahunan, PERENASI menyatakan bahwa mereka akan terus memprioritaskan genre dengan potensi pertumbuhan paling signifikan untuk mendukung perkembangan esports di tanah air.

Meningkatkan Kembali Popularitas Game RTS

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, tidak berarti game RTS sepenuhnya kehilangan harapan di kancah kompetitif. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengembalikan popularitas genre ini:

  1. Menghadirkan Inovasi Baru: Pengembang game RTS perlu menciptakan mekanisme permainan yang lebih segar dan menarik bagi generasi baru.
  2. Meningkatkan Aksesibilitas: Menyediakan tutorial interaktif dan mode permainan yang lebih ramah bagi pemula dapat membantu memperluas basis pemain.
  3. Mengadakan Turnamen Lokal: Dengan dukungan dari organisasi seperti PERENASI, turnamen lokal dapat menjadi wadah untuk mengembangkan bakat baru dan memperkuat komunitas.
  4. Memanfaatkan Platform Digital: Game RTS dapat memanfaatkan streaming platform untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan popularitasnya.

Penurunan popularitas game RTS di kancah kompetitif disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari dominasi genre baru hingga kurangnya inovasi. Meskipun demikian, dengan dukungan dari komunitas dan organisasi seperti PERENASI, genre ini masih memiliki peluang untuk bangkit kembali. Masa depan game RTS mungkin bergantung pada kemampuan pengembang untuk beradaptasi dengan tren pasar dan menghadirkan pengalaman bermain yang relevan bagi generasi muda.

By Sabar